Diduga Bunuh Diri, Pria 21 Tahun di Mataram Ditemukan Meninggal Tergantung di Tiang Gawang

Diduga Bunuh Diri, Pria 21 Tahun di Mataram Ditemukan Meninggal Tergantung di Tiang Gawang

Mataram NTB  - Polsek Ampenan Polresta Mataram Polda NTB merespon cepat dengan melakukan evakuasi terhadap penemuan mayat seorang laki-laki yang diduga melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri pada hari Sabtu tanggal 25 November 2023, Pkl 22.30 wita bertempat di Lapangan Sepak bola Poh Dodol Lingk. Dasan Kolo, Kel. Jempong Baru, Kec. Sekarbela, Kota. Mataram. Sabtu, (25/11/2023).

Kapolresta Mataram melalui Kapolsek Ampenan AKP I Gede Sukarrta SH membenarkan peristiwa tersebut saat dikonfirmasi bahwa telah ditemukan mayat seorang laki - laki yang diduga melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri. Minggu, (26/11/2023) pagi

Informasi awal yang diterima Polsek Ampenan dari saksi yang merupakan Kadus Poh Dodol H. Sukri, bahwa Identitas korban berinisial RS, berjenis kelamin laki-laki, 21 tahun,   kecamatan Sekarbela.

 

Ia menceritakan berdasarkan keterangan saksi, korban ditemukan dalam keadaan tergantung di mistar gawang lapangan sepakbola Poh Dodol dengan menggunakan tali nilon warna biru.

Menerima informasi tersebut Piket SPKT Polsek Ampenan bersama SPKT Polresta Mataram dan Unit Indentifikasi menuju TKP. Dari  hasil cek olah TKP korban di temukan tergantung menggunakan baju biru, celana coklat, sepasang sandal warna hitam, menggunakan arloji pada tangan kiri dan disebelah korban terdapat 1 unit SPM Yamaha Aerox warna Hitam lis merah dengan No. Pol : DR 5558 EN, ungkapnya 

Berikut dibawah jok kendaraan bermotor ditemukan seutas tali nilon warna biru sepanjang 1 meter, topi hitam dan sebilah pisau dapur dengan gagang warna hijau.

Diketahui menurut keterangan saksi yang merupakan Paman korban berinisial I dan pihak keluarga maupun kerabat menerangkan bahwa korban sering menderita kehilangan ingatan, pandangan kosong dan berhalusinasi.

" Sebelumnya korban melaksanakan pendidikan di Ponpes Dalwa, Bangil Jatim, namun selama mengenyam pendidikan sekitar 1 tahun korban mengalami sakit kemudian pulang ke lombok untuk melakukan pengobatan, Selama di Lombok korban melakukan pengobatan di RSJ dan diobati dengan cara rukyah ", tandasnya 

Selanjutnya korban sempat sembuh namun beberapa hari kemudian kambuh lagi dan kerap kali ingin melakukan percobaan bunuh diri, untuk sementara keluarga korban tidak bersedia untuk dilakukan otopsi dengan membuat surat pernyataan penolakan otopsi ", tutupnya.(Adb)

ntb
Syafruddin Adi

Syafruddin Adi

Artikel Sebelumnya

Doa dan Aksi Damai NTB Untuk Palestina,...

Artikel Berikutnya

Subsatgas Binmas OMB Rinjani 2023-2024 Polresta...

Berita terkait

Rekomendasi berita

Nagari TV, TVnya Nagari!
Mengenal Lebih Dekat Koperasi
TV Parlemen Live Streaming
Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
Turut Merayakan HUT Ke-20 Yonif 754/ENK, Prajurit dan Persit Kodim 1710/Mimika Laksanakan Donor Darah

Tags